seperti malam biasa...
aku perawani harmonica dengan desahan yang bersuarakan detak-detak rindu
gundah telah menarikan pikiran pada malam seksi
ketika tembakan merkuri menampar kilaunya bintang
sudah muak aku mendengar
kata-kata 'rindu' dari mulut biduan yang sulit di tafsirkan oleh rasa
lalu...
ku teguk tuak untuk memulai percakapan
dari gelas Nietzsche yang aku pinjam semalam
jelas aku mabuk, kasih. olehmu!
yang dulu menemaniku berfantasi di ranjang reyot
akhirnya runtuh juga
kini...
mengajak Rumi mabuk di kamar mandi, disaksikan Gibran yang lagi onani
saraf terputus, potret gila tercetak api
para sufi mencukur jembut, komposisi sunyi.
----
Jatinangor, 14 Agustus 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar