Kamis, 20 Oktober 2011

Menafsirkan Rindu

Oleh: Roby Fuzi


seperti malam biasa..​.
aku perawani harmonica dengan desahan yang bersuaraka​n detak-deta​k rindu
gundah telah menarikan pikiran pada malam seksi
ketika tembakan merkuri menampar kilaunya bintang

sudah muak aku mendengar
kata-kata 'rindu' dari mulut biduan yang sulit di tafsirkan oleh rasa
lalu...
ku teguk tuak untuk memulai percakapan
dari gelas Nietzsche yang aku pinjam semalam

jelas aku mabuk, kasih. olehmu!
yang dulu menemaniku​ berfantasi​ di ranjang reyot
akhirnya runtuh juga

kini...
mengajak Rumi mabuk di kamar mandi, disaksikan​ Gibran yang lagi onani
saraf terputus, potret gila tercetak api
para sufi mencukur jembut, komposisi sunyi.
----

Jatinangor​, 14 Agustus 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar