Rabu, 20 Oktober 2010

Apa yang sedang mereka pikirkan. Dua orang mahasiswa yang sedang berbincang, entah apa saja yang mereka cakapkan. Lelaki itu terlihat gerah, tangannya mengusap-usap keringat pada dahinya. Kancing kemejanya pun terlihat sampai atas. Ketat pada tubuhnya. Dasi yang ia pakai pun tak punya pesan apa-apa selain hiasan. Temannya pun mengajak berbincang. Kepala plontos dengan kaus gelap. Hanya sebotol air minum di tengah-tengah mereka. Sepertinya serius. Terlihat, mereka adalah mahasiswa tingkat akhir. Mereka duduk di sebuah tempat persis di depan Kantor Jurusan Humas. Berbincang tentang skripsi barangkali? Yang jelas, laki-laki plontos itu tak banyak bicara. Ia masih duduk, mendengarkan. Sedang yang berkemeja terus saja berbicara. Rapih dengan setelah kemeja dan pantalon hitamnya. Kemudian mereka pergi, begitu saja. Dan pemandangan lain mau tak mau menjadi yang tertuju. Awan terlihat mendung tapi tak ada gemuruh. Angin-angin juga lembut, sepertinya cocok untuk tidur. Tapi jika ditanya, saya akan memilih untuk menyendiri, di suatu tempat yang tinggi, memandangi manusia-manusia dari atas sini. Sayang, tak ada tempat yang lebih tinggi disini. biarlah, seolah tak peduli, saya tak mendengarkan apa-apa kecuali suara hati. Padahal, sana sini terdengar sayup siul, pun terdengar suara-suara obrolan dan tawa-tawa yang membahana, di kejauhan sana.

- Dimas Dito

Tidak ada komentar:

Posting Komentar